4+ Ciri Khas Suku Melayu

Orang-orang dari suku Melayu di Indonesia tersebar luas di wilayah Nusantara. Ciri khas suku Melayu pun telah berkontribusi besar terhadap peradaban Nusantara.

Di daerah-daerah tertentu, Anda akan menjumpai suku Melayu yang beda dari bahasa dan dialek, tradisi, hingga kearifan lokalnya.

Agar mengenal lebih dalam ciri khas orang suku Melayu hingga sejarah peradabannya, kami telah merangkum dengan ringkas di bawah ini.

Arti kata “Melayu” 

Menurut etimologi, Melayu berasal dari bahasa Sansekerta: “Malaya,” berarti “bukit” atau “tanah tinggi.”

Ada juga yang mengatakan sebutan Melayu dari “Himalaya,” kemudian disingkat menjadi “Malaya.” Dari kata penyusunnya, “Hima” yang berarti “salju” atau “sejuk,” sedangkan “Alaya” berarti “tempat.”

Dari penyusun katanya, dapat kita simpulkan “tempat yang sejuk seperti di puncak gunung yang tinggi.”

Sedangkan dari tinjauan historis, nama Melayu juga dikaitkan dengan keberadaan sebuah Kerajaan Melayu pada abad ke-7 M.

Pada masa itu terdapat sebuah Kerajaan tua yang pernah ada di muara Sungai Melayu (kini Bernama Sungai Batang Hari, Jambi). Nama itu pun berdasarkan nama sungai, karena di zaman dahulu bangsa Melayu selalu membangun kerajaan di pinggir sungai.

Pada tahun 1972, UNESCO mengartikan istilah Melayu sebagai satu suku bangsa Melayu yang berada di Semenajung Malaysia, Thailand bagian selatan, Indonesia, Filipina, dan juga Madagaskar.

Baca Juga: Silat Pengantin Melayu: Tujuan dan Formasi Gerakan

Penyebaran orang Melayu

Orang Melayu termasuk dari ras Melayu Polinesia, yaitu pecahan dari kelompok ras Mengoloid dengan ciri khas kulit berwarna kuning. Ras Mongoloid ini pun tersebar di daerah utara.

Nah, pada ras Melayu Polinesia warna kulitnya adalah sawo matang. Orang-orang yang termasuk ras Melayu Polinesia ini pun tersebar merata di daerah selatan.

Kedua kelompok ini pun datang ke Nusantara dari arah utara. Menurut para ahli, kedatangan mereka terbagi dalam dua tahap: Melayu Tua dan Melayu Muda.

  • Melayu Tua (Proto Melayu) tiba pada sekitar tahun 3000–5000 SM.
  • Melayu Muda (Deutero Melayu) yang tiba pada sekitar tahun 500 SM dan sesudahnya.

Orang-orang Melayu jika kita lihat dari bahasanya termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia Barat. Rumpun bahasa tersebut dikenal dengan bahasa Melayu (kecuali daerah di Semenanjung Malaysia dan Indonesia bagian Timur).

Pada gilirannya bahasa Melayu merupakan lingua franca di Asia Tenggara.

Terlepas dari wilayah penyebarannya, suku Melayu merupakan suku yang telah memberikkan kontribusi besar terhadap peradaban Nusantara.

Suku Melayu merupakan penghubung budaya, agama, dan perdagangan yang ada di Indonesia dan sekitarnya. Kemampuannya dalam mengarungi lautan luas tidak terbantahkan. Di setiap daerah yang disinggahinya, suku Melayu menyebarkan kebudayaan dan ajaran Islam.

Perkembangan di setiap daerah dapat kita lihat lebih lanjut melalui ciri khas suku Melayu berdasar seni, kebudayaan, arsitektur, dan juga tradisi.

Baca Juga: 4+ Tujuan Orang Melayu Membangun Rumah Panggung

Ciri khas suku Melayu

Kontribusi yang besar terhadap peradaban Nusantara dapat kita lihat dari berbagai aspek kehidupan orang suku Melayu.

Di bawah ini bentuk peradaban suku Melayu yang sudah menjadi tradisi.

Arsitektur rumah

Orang Melayu menjadikan rumah tidak hanya sebagai tempat untuk berteduh dan beristirahat, tetapi juga sebagai simbol kesempurnaan hidup.

Sebagai simbol kesempurnaan hidup, orang Melayu membangun rumahnya dengan filosofi-filosofi yang berkembang di lingkungannya.

Dari cara konstruksinya, ciri khas rumah orang Melayu dapat kita pastikan dengan rumahnya yang berbentuk panggung, bentuk atap pelana, dan finishing atap dengan gablefinials.

Bahasa Melayu

Pada suatu masa, bahasa Melayu pernah menjadi lingua franca khususnya dalam perdagangan di kawasan Nusantara bahkan Asia Tenggara.

Bukan hanya berkembang dan menjadi bahasa perantara di dalam perdagangan, bahasa Melayu juga menjadi bahasa perantara sebelum Islam masuk. Kemudian berkembang pesat ketika Islam mulai masuk dan menyebar di Nusantara.

Dari faktor linguistik, bahasa Melayu terbagi kedalam 45 bahasa dan ratusan dialek yang berkembang di daerah tertentu.

Orang Melayu juga menggunakan bahasa untuk menempatkan dirinya sebagai sosok yang merendah melalui tutur bahasanya.

Terutama kepada orang yang lebih tua darinya, orang Melayu menjunjung tinggi sopan santun dengan menggunakan bahasa yang pantas dengan menyebut dirinya “hamba”.

Ini sesuai dengan ciri khas suku Melayu yang selalu merendah diri dari konteks perilaku. Seperti dalam frasa “Melayu” yang berarti “layu.” Jika kita maknakan, “layu” bermakna “rendah”: Melayu selalu “merendah.”

Baca Juga: 3 Bagian Utama Rumah Melayu

Panggilan di dalam keluarga

Terdiri dari beragam bahasa dan dialek, bahasa Melayu di setiap daerah tentunya berbeda-beda.

Oleh karena itu, terdapat ciri khas suku Melayu lainnya yang bisa kita temukan di dalam keluarga, yakni panggilan anggota keluarga.

Pada lingkungan keluarga, orang suku Melayu mempunyai ciri khas dalam memanggil saudaranya.

Misalnya, panggilan anak pertama, dua, dan terakhir.

Untuk anak pertama, orang suku Melayu memanggilnya dengan sebutan long atau sulung.

Anak kedua umumnya dipanggil dengan sebutan ngah/ongah. Sedangkan anak yang berada di bawahnya dipanggil cik.

Sedangkan untuk anak yang bungsu dalam lingkungan keluarga lebih akrab dengan panggilan cu/ucu.

Kepercayaan suku Melayu

Anggapan “Orang Islam pasti Melayu dan Melayu sudah pasti Islam” terjadi dalam waktu yang tidak singkat.

Islam menjadi kepercayaan mayoritas orang Melayu sejak aktivitas pelayaran dan perdagangan marak dilakukan oleh orang muslim di daerah orang Melayu.

Terlebih pada abad ke-11 hingga ke-17, ajaran Islam mengalami perkembangan sangat pesat dan agama sebelumnya juga telah lemah pengaruhnya di kalangan orang Melayu.

Menjadi kepercayaan bagi mayoritas orang Melayu, maka kesenian dan kebudayaan yang berkembang juga tidak lepas dari ciri khas ajaran Islam.

Nah, itulah ulasan singkat ciri khas suku Melayu yang dapat kita jumpai di Nusantara.

Keberadaannya telah berpengaruh besar terhadap kepercayaan, perdagangan, seni, dan budaya masyarakat di Nusantara.

Terlebih, daerah-daerah pesisir Nusantara yang menjadi wilayah awal penyebaran orang Melayu.

Pasalnya, orang-orang Melayu merupakan pelaut ulung yang terlihat penyebarannya begitu luas di wilayah pesisir Nusantara.

Selain itu, juga karena pengaruh aktivitas pelayaran dan perdagangan yang begitu marak pada zaman dulu.

Ayo pelajari dan temukan lebih banyak tentang budaya dan tradisi Melayu. Kami telah menyiapkan kumpulan artikel terkait khusus untukmu.

Baca Juga:

Referensi:

Adha Susanto
Adha Susanto

Doing Something Meaningful

Articles: 34