Makan ramen tidak harus mahal. Di Muntilan, Kabupaten Magelang ada toko ramen dengan harga terjangkau dan juga rasa memukau yakni, Oramen Muntilan.
Mi kuah yang satu ini memiliki banyak penggemar, termasuk di Indonesia.
Mulai dari anak muda hingga orang tua gemar makan mi kuah satu ini karena rasanya yang gurih. Dan di Indonesia, ramen sedikit berbeda dari yang aslinya di Jepang.
Konsumen ramen di Indonesia mayoritas Muslim, sehingga bahan-bahan yang digunakan berbeda dengan ramen di Jepang.
Demikian pula di toko ramen Oramen Muntilan yang menyediakan ramen halal rasa gurih dari kaldu ayam atau sapi.
Dari sejarahnya, mi kuah satu ini bukan hanya berubah secara bahan dan rasa.
Semula mi kuah ini berasal dari China dan dikenal dengan nama “shina soba.” Sejak mulai diperkenalkan ke orang-orang Jepang, mi kuah China berubah secara rasa dan juga tampilannya.
Untuk mengulas perjalanan pembuatannya mulai dari toping dan jenis-jenis ramen yang ada di Jepang, di bawah ini kami uraikan dengan singkat.
Ayo, simak uraiannya hingga akhir!
Baca Juga: 7 Makanan Adat Banjar untuk Berbagai Acara
Sejarah singkat ramen Jepang
La mian atau la mie adalah asal mula nama dari ramen yang berarti “mi yang ditarik.”
Untuk bisa ditarik, mi terbuat dari bahan yang juga tidak berbeda dengan mi pada umumnya.
Ramen dibuat dari tepung terigu, air, garam, dan pengembang agar adonannya bisa memanjang dan mudah ditarik-tarik.
Ramen yang kita kenal sekarang seperti yang ada di toko ramen Oramen Muntilan punya sejarah perjalanan sebagai kuliner.
Terlebih, makanan satu ini bukan makanan asli Jepang.
Mi kuah berkaldu asal China yang disebut “shina soba” mulai dikenalkan ke Jepang sejak abad ke-17 oleh orang China.
Sejak pelabuhan dibuka pada tahun 1859, banyak orang China mulai berdatangan ke Jepang.
Orang China yang berdatangan ke Jepang tinggal dan bekerja di sekitar pelabuhan. Salah satunya bekerja sebagai juru masak di rumah makan dan catering milik orang Jepang.
Kemudian pada tahun 1910, orang China yang bekerja sebagai juru masak diminta untuk merubah mi kuah China menjadi mi dengan rasa lebih lezat dari biasanya.
Untuk membuatnya lebih lezat, juru masak asal China itu pun menambahkan bahan-bahan yang tidak biasanya ada di mi kuah biasanya.
Babi panggang, kecap, dan rebung acar pun kemudian menjadi bahan-bahan baru pada mi kuah asal China.
Terlebih orang Jepang punya kebiasaan atau budaya untuk makan sesuatu dengan mata. Mi kuah tidak hanya tersaji dengan rasa yang lezat, tapi juga harus menarik dan cantik.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Coffee Shop di Sukamara yang Hits
Toping ramen Jepang
Selain menjunjung tinggi kebudayaannya, termasuk budaya memandang makanan selain enak untuk dinikmati.
Bagi orang Jepang, makanan yang enak itu tidak harus sulit dalam proses pembuatannya. Dan makanan yang enak itu pun tidak meninggalkan rasa aslinya. Sehingga saat menikmati makanan akan lebih dekat dengan cita rasa alam.
Salah satu contoh makanan enak bagi orang Jepang dengan rasa alami dan tidak susah dalam proses pembuatannya adalah sashimi.
Istilah “mede taberu” yang berarti makan dengan mata yang melek adalah budaya orang Jepang terhadap makanan yang mereka nikmati.
Maka tidak heran jika ramen seperti yang kita jumpai di toko ramen Oramen Muntilan punya tampilan cantik dan menarik dan juga enak.
Kuah kaldu, toping, dan mi selain punya rasa yang enak dan mengandung gizi juga punya nilai estetika sebagai mi kuah khas Jepang.

Berbagai topping pada ramen Jepang biasanya digunakan untuk memperkaya rasa, menambah nilai gizi, dan mempercantik tampilan. Berikut beberapa contohnya.
Char siu
Daging babi panggang pilihan yang berasal dari bagian perutnya. Di toko-toko ramen halal seperti di Indonesia, toping daging yang memberikan cita rasa gurih adalah daging sapi atau ayam.
Negi
Toping hijau yang cantik, menarik, dan juga memberikan rasa khas pada ramen merupakan irisan tipis daun bawang.
Menma
Rebung terfermentasi dengan bentuk irisan seperti korek api.
Ajitsuke tamago
Telur rebus setengah matang yang selain menambah nilai gizi juga mempercantik tampilan ramen.
Horenso
Hiasan hijau lainnya yang menyegarkan mata saat memandang ramen ialah bayam hijau.
Chiken katsu
Tambahan daging lainnya untuk memperkaya kandungan protein pada ramen adalah daging ayam yang berselimut tepung panir.
Jamur
Ada dua jenis jamur yang ada di sajian mi kuah khas Jepang ini, yakni jamur kuping dan shitake.
Nori
Aroma dan rasa pada ramen yang begitu kuat menusuk hidung juga tidak lepas dari aroma nori yang khas.
Gyouza
Pangsit goreng yang biasanya berisi daging.
Moyashi
Sumber vitamin lainnya yang tersaji pada satu mangkuk ramen yang berasal dari tauge.
Kamboko
Tambahan protein lainnya yang berasal dari kue ikan kukus. Salah satunya narutomaki yang lebih sering tersaji pada satu mangkuk ramen.
Jagung
Toping lainnya untuk memberikan cita rasa manis dan mempercantik tampilan adalah buliran jagung rebus.
Jenis-jenis ramen
Rasa yang masih asli dari makanan sangat dihargai oleh orang Jepang. Untuk menjaga rasa asli dari makanannya, orang Jepang tidak pernah membuat makanan dengan banyak bumbu yang beraroma tajam.
Mereka memasak makanan dengan bumbu sederhana seperti satou (gula), shio (garam), su (cuka), shouyu (kecap asin), dan miso (fermentasi kedelai).
Kaldu daging yang keluar dari pemasakan berjam-jam dan bersuhu tinggi itu pula yang menambah cita rasa masakan Jepang.
Oleh karena itu, setiap jenis ramen menggunakan kuah kaldu daging yang pekat seperti di toko ramen Oramen Muntilan.
Nah, berikut empat jenis ramen yang menggunakan kaldu daging sebagai cita rasa utama pada kuahnya.
Shoyu ramen
Jenis ramen pertama yang paling banyak terjumpai adalah shoyu ramen. Ramen satu ini menghidangkan mi dengan kuah berwarna cokelat. Warna cokelat pada kuah kaldu shoyu ramen berasal dari daging ayam, babi atau ikan.
Rasa asin dan gurih yang begitu tajam di kaldu shoyu ramen ini pun masih terbilang aman saat membasahi langit-langit.
Shio ramen
Punya cita rasa yang juga asin seperti shoyu ramen, namun shio ramen terbilang sebagai ramen dengan rasa asin yang lebih kuat dari jenis ramen lainnya.
Rasa asin yang sudah ada di kaldu masih harus ditingkatkan lagi dengan menambahkan taburan garam saat penyajiannya. Jadi ramen ini pun punya rasa yang asin dari ramen lainnya.
Miso ramen
Ramen berikutnya yang punya cita rasa berbeda dan kompleks dari jenis ramen lainnya adalah miso ramen.
Miso ramen adalah jenis ramen dengan kaldu seperti pasta karena kuahnya yang kental. Untuk membuat kuah dengan rasa yang kompleks, fermentasi kedelai yang berpadu dengan garam menjadi bahan utamanya.
Tonkotsu ramen
Tonkotsu ramen menjadi salah satu jenis ramen yang punya banyak penggemar. Jenis ramen non halal ini terbuat dari tulang dan lemak babi yang kaldunya keluar setelah dimasak berjam-jam pada suhu tinggi.
Baca Juga: 8 Makanan Khas Melayu Riau dengan Rasa Gurih, Manis, Hingga Beraroma Rempah
Toko ramen Oramen Muntilan
Menikmati ramen dengan kuah yang asin dan gurih ternyata tidak harus dengan harga yang mahal.
Di tengah-tengah kota Muntilan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ada sebuah toko ramen kecil yang punya banyak pilihan menu ramen dan snack pendampingnya.
Kota Muntilan yang masih bisa terbilang sejuk saat siang itu masih cocok banget untuk mencoba makanan khasnya Jepang.
Sapaan ramah pelayan di toko kecil yang autentik ala Jepang itu membuat penasaran seenak apa dan seberapa mahal harga ramennya.
Sesampainya di kasir dan membuka daftar menu yang ada tentu saja membuat terkejut. Untuk pertama kalinya berjumpa hidangan mi kuah khas Jepang dengan harga yang jauh lebih murah.
Mulai dari 25 ribu-an sudah bisa menikmati ramen berkuah putih.
Selain itu, juga ada snack seperti dimsum ayam yang bisa Anda nikmati bersama ramen dengan harga 15 ribu-an.
Meskipun self-service, pelayanan di toko ramen Oramen Muntilan tetap memuaskan, apalagi dengan suasananya yang nyaman.
Demikian pula dengan cita rasa ramen yang juga bisa kembali untuk menikmatinya di lain waktu. Pasalnya, rasa dan harga yang ditawarkan sangat cocok.
Anda yang juga penasaran dengan ramen bisa saja datang ke toko ramen satu ini.
Alamat toko ramen
Jl. Kyai Raden Santri, Sawah, Gunung Pring, Kecamatan Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. Mulai buka pada pukul 11.30–20.00 WIB.
Baca Juga: Tradisi Saprahan di Kalimantan Barat dan 5 Faktanya
Referensi:
- Ketahui Pengertian, Sejarah, Jenis, dan Cara Pembuatan Ramen
- Belum Banyak yang Tahu! Ternyata Ramen Asalnya dari China