Kebudayaan Suku Banjar: Berikut 5 Contohnya

Kebudayaan suku Banjar adalah kebudayaan terbesar di Kalimantan Selatan yang menjadi pedoman dalam kehidupan orang Banjar.

Banjar sendiri berasal dari kata Banjarmasih. Penyusun katanya ialah “Banjar” dan “Masih”.

Jika diartikan, “Banjar” merujuk pada kampung yang rumahnya berjajar.

Masih” ialah kepala suku orang melayu yang oleh orang suku Dayak Ngaju dikenal Oloh Masih (Orang Melayu) kepala sukunya disebut Patih Masih.

Jadi, Banjarmasih berarti kampung pedukuhan, jajaran rumah di muara Sungai Kuin yang merupakan anak dari Sungai Barito.

Seiring berjalannya waktu, nama Banjarmasih berubah menjadi Banjarmasin.

Perubahan nama ini terjadi pada masa imperialisme Belanda.

Pada tahun 1773, Belanda menulisnya sebagai Banjermasing. Kemudian di tahun 1845 ditulis Banjarmasin.

Kata “Banjar” juga berubah secara arti.

Tidak lagi merujuk pada perkampungan di pinggir sungai, tapi sudah menjadi sebuah identitas suatu negeri, bahasa, kerajaan, suku, orang dan sebagainya.

Suku yang mayoritasnya adalah orang-orang yang ada di Kalimantan Selatan ini pun punya kebudayaan sebagai pedoman hidup.

Yuk, kita simak ulasan singkat tentang kebudayaan yang mewarnai kehidupan orang Banjar.

Baca Juga: 7 Makanan Adat Banjar untuk Berbagai Acara

Hubungan manusia dengan kebudayaan

Orang Banjar identik dengan agama Islam dan kemampuannya bertahan hidup dengan berdagang.

Tidak terpisahkan dari ajaran agama Islam orang Banjar punya kebudayaan yang nilai-nilainya tidak terpisahkan nilai-nilai agama.

Karenanya kebudayaan Banjar tidak hanya berhubungan antara manusia dengan manusia, tapi juga dengan Tuhan, alam, dan diri sendiri.

Kami lansir dari Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, hubungan manusia dengan kebudayaan seperti suku Banjar adalah sebagai berikut.

Tuhan

Wujud hubungan manusia dengan Tuhan dalam kebudayaan Banjar berupa konsep berelaan yang merupakan nilai ikhlas dan syukur.

Serta semata-mata hanya untuk ibadah dan mendapat keridhaan dari Tuhan.

Sesama manusia

Kita tidak hidup sendiri, jadi dalam hidup harus saling membantu sesama. Meringankan dan menolong orang yang benar-benar membutuhkan kita jadi pesan hidup yang ada pada kebudayaan Banjar.

Diri sendiri

Pada kebudayaan Banjar, sebagai suatu individu harus berjuang untuk memenuhi apa yang menjadi kebutuhan sehari-hari.

Dengan alam

Hubungan manusia dengan alam dalam kebudayaan suku Banjar ialah kemampuan kita menempatkan diri atu mampu beradaptasi dengan lingkungan.

Baca Juga: Tradisi Tepung Tawar Melayu: Tujuan, Bahan, dan Prosesi

Kegiatan kebudayaan suku Banjar

Ada banyak kebudyaan yang menjadi pedoman kehidupan orang Banjar.

Kebudayaan yang telah melekat dalam kehidupan orang Banjar beberapa di antaranya seperti di bawah ini.

Batasmiah

Kelahiran anak merupakan salah satu keberkahan besar dari Tuhan.

Orang Banjar punya kebudayaan pemberian nama yang disebut upacara batasmiah.

Batasmiah punya serangkaian acara yang pada khususnya ialah berdoa kepada Tuhan untuk diberikan keberkahan.

Pasalnya, pemberian nama pada anak ialah hal yang sakral.

Nama yang diberikan kepada anak ialah sebuah harapan dan doa terbaik bagi anak untuk nantinya bisa menjadi pribadi yang taat kepada Tuhan.

Dan biasanya kebudayaan yang menjadi kebiasaan orang suku Banjar ini sering dibersamai dengan akikah.

Piduduk

Kebudayaan lainnya yang sudah ada sejak dulu di kalangan orang Banjar ialah piduduk.

Biasanya orang Banjar menyelenggarakan piduduk pada saat akan melangsungkan acara besar seperti perkawinan.

Tujuannya agar diberikan kelancaran dan keberkahan oleh Tuhan selama acara berlangsung.

Namun, keberadaannya sering bertentangan dengan ajaran Islam.

Sebab, persembahan piduduk yang ditujukan selain memohon pertolongan kepada Tuhan tidak dibenarkan secara agama.

Baayun Maulid

Orang suku Banjar juga menyelenggarakan kebudayaan rutin setiap tanggal 12 Rabiul Awal.

Kebudayaan yang biasanya ada pada tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW ini juga sebagai bentuk dakwah ajaran agama.

Kegiatan kebudayaan baayun maulid pada umumnya mengayun anak yang diiringi dengan syair-syair maulid.

Madihin dan belamut

Selain secara simbolik seperti piduduk dan baayun maulid, kebudayaan lain dalam bentuk non fisik juga ada dalam kebudayaan suku Banjar.

Belamut dan madihin merupakan kebudayaan lisan orang Banjar yang biasanya ada dalam acara perkawinan.

kebudayaan suku banjar pada kesenian madihin
Kebudayaan Madihin Banjar | Banjar Kab

Kebudayaan lisan balamut seperti cerita wayang yang penuturan dan rangkaiannya berbahasa campuran, yakni bahasa Indonesia dan bahasa Banjar.

Sedangkan madihin, ialah kesenian lisan Banjar yang berupa puisi lama yang juga ada di acara perkawinan.

Baca Juga: 3 Kesenian Daerah Banjar yang Kian Redup Karena Zaman

Mandi tujuh bulanan

Kebudayaan yang juga ada turun temurun untuk menyambut kelahiran bayi adalah mandi tujuh bulanan.

Mandi tujuh bulanan juga sebagai simbol rasa syukur kepada Tuhan karena sebentar lagi akan lahir seorang anak.

Biasanya mandi tujuh bulanan ini dikhususkan bagi ibu hamil anak pertama.

Mandi-mandi tujuh bulanan juga memohonkan kelancaran, keselamatan, dan kesehatan bagi ibu hamil dan julan calon bayi.

Orang yang lebih tua biasanya yang akan memandikan ibu hamil lengkap dengan doa-doa untuk keberkahan dan kelancaran kelahiran.

Itulah sekilas kebudayaan suku Banjar yang masih bertahan hingga kini, meski terus berhadapan dengan tantangan zaman yang kian kompleks.

Sumber Gambar Unggulan: banjarkab.go.id

Baca Juga: Tradisi Mandi 7 Bulanan Banjar: Perlengkapan & Kepercayaan

Adha Susanto
Adha Susanto

Doing Something Meaningful

Articles: 39